(OS | Songfic) The One I Love

the-one-i-love-thefoursix

The One I Love

SONGFIC

a fanfiction and cover by  THEFOURSIX

genre  ROMANCE and FRIENDSHIP

rating  GENERAL

length ONESHOT

inspired by SUPER JUNIOR KRY’S THE ONE I LOVE

thefoursix.wordpress.com | thefoursix©2019

.

TEASER AND CASTS

.

DISCLAIMER: THIS STORY IS MY OWN MIND. THE CASTS BELONG TO GOD. PLEASE DON’T BE A SILENT READER, DON’T BASH, AND DON’T BE A PLAGIATOR.

.

A/N: Karena ini songfic, jadi sangat disarankan sambil dengerin lagunya ya! Oya, perhatikan tahun baik-baik, karena ini alurnya maju-mundur wkwk

.

.

***

I forgot when it started.
I don’t know why I’m like this.

***

Mei, 2019 — Korea Selatan

‘Jangan lupa vitaminmu. Selamat malam, sayang.’

Jemarinya menggerakkan sebuah kolom pesan pada ponselnya, kembali membaca.

‘Hahaha, sudah kubilang aku satu-satunya yang bisa membuatmu rindu. Cepatlah kosongkan jadwalmu, sayang, kemudian aku berjanji akan membawamu ke tempat bagus.’

Bibirnya tersenyum ketika ia membaca pesan itu. Sebelah tangannya menyibakkan rambutnya, menyelipkannya ke belakang telinganya. Matanya kembali membaca pesan-pesan itu lagi. Pesan dari kekasihnya. Dua tahun lalu.

Gadis itu menarik napas dalam-dalam, kemudian menutup kolom pesan pada ponselnya dan meletakkannya di meja. Ia mengembuskan napasnya dengan perlahan seraya membaringkan tubuhnya di ranjang, menatap langit-langit kamarnya.

“Dua tahun lebih. Seharusnya saat ini aku sudah bisa lepas dari segala rasa yang kupunya untuknya,” wajahnya tertoleh dan menatap sebentar sebuah pigura foto di dekat ponselnya. “Aku tidak mengerti, bagaimana bisa rasa itu tetap ada, bahkan ketika kita sudah tidak pernah lagi bertemu sapa.”

***

A day seems so long.
And doesn’t seem to have an end.
How does another morning come?
I don’t know.

***

2017 — Korea Selatan

“Yoona!”

Gadis yang merasa namanya dipanggil itu menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati seorang pria sedang berlari ke arahnya. “Ada apa, oppa?” tanyanya ketika pria yang masih mengatur deru napasnya itu sudah berada tepat di depannya.

“Begini, hmm—” pria itu mengusap tengkuknya, tampak ragu dengan apa yang akan ia katakan pada gadis di depannya. “Kami akan mengantarkan seseorang, kau mau ikut?”

Yoona mengerutkan keningnya bingung, “Mengantar? Siapa?”

“Kyuhyun,” jawab pria itu dengan ragu. “Bagaimana?”

Mendengar nama itu disebut, diam-diam detak jantung Yoona berubah menjadi tidak beraturan. Gadis itu penasaran akan arti ‘mengantar Kyuhyun’ namun ia mencoba terlihat tenang. Takut pria di hadapannya menangkap gelagat aneh yang ia tunjukkan.

“Kemana?”

Pria itu membulatkan matanya tak percaya. Kaget. Bagaimana bisa gadis di depannya tidak tahu kemana tujuan Kyuhyun?

“Kau sungguh tidak tahu?”

Yoona menyunggingkan senyumnya tipis, “Aku tidak punya hak lagi untuk dia beritahu informasi kemana dia akan pergi, Heechul-oppa. Kau lupa?”

Heechul mengerjapkan matanya, dia bukannya lupa, justru dia mengingat setiap detil yang terjadi pada orang-orang tersayangnya. Dia hanya berpikir bahwa hubungan Yoona dan Kyuhyun tetap baik-baik saja, tetap menjaga komunikasi mereka meskipun sekarang tidak membagi rasa seperti lima bulan lalu. Heechul jelas mengingat bagaimana Kyuhyun dan Yoona tetap saling menyapa ketika bertemu. Dia juga masih ingat, sempat beberapa kali melihat Kyuhyun dan Yoona berbicara di Gedung SM Entertainment, meskipun saat itu bukan hanya ada mereka berdua saja.

Yoona kemudian paham ketika Heechul mendadak diam seakan pria itu sedang mencoba mengingat-ingat sesuatu, “Kami saling menyapa dan masih berbicara bukan berarti aku mengetahui segala sesuatu yang dia lakukan, oppa. Kami sekarang punya batas. Hanya ada topik pekerjaan yang bisa kami obrolkan.”

“Dia berangkat wajib militer hari ini.”

“Apa?!” Yoona sedikit berteriak ketika mendengar satu kalimat itu dari Heechul. Matanya mengerjap beberapa kali dan tetap menatap Heechul, mencoba mencari kebenaran dari ucapan pria itu baru saja. Hatinya terasa sakit ketika Heechul dengan perlahan menganggukkan kepalanya.

“Bagaimana kau ikut?” tanya Heechul sekali lagi.

Yoona meremas ujung bajunya seraya menjawab pertanyaan Heechul, “Tidak, oppa. Salam saja untuk Kyuhyun. Nanti akan kukirim pesan padanya. Kalau begitu, aku pergi dulu, aku lupa ada hal yang harus segera kukerjakan. Dah, Heechul-oppa!”

Yoona segera berjalan cepat meninggalkan Heechul tanpa menunggunya, kemudian setelah ia berbelok, ia segera menyandarkan punggungnya pada dinding di belakangnya. Merasakan debaran jantungnya yang tidak bisa diatur. Kali ini otaknya mulai pusing sejak ia mendengar kabar bahwa Kyuhyun akan berangkat wajib militer hari ini.

Bagaimana dia bisa tidak mendengar obrolan mengenai keberangkatan wajib militer Kyuhyun selama ini?

“Bodoh sekali sampai aku tidak tahu mengenai kabarnya,” ucap Yoona merutuki dirinya sendiri. Kepalanya tertunduk dalam-dalam. Seandainya ia tahu bahwa Kyuhyun akan berangkat hari ini, ia pasti akan memikirkan segala cara untuk bisa bertemu dengan pria itu hanya sekedar untuk mengucapkan perpisahan pada ‘teman’ yang akan wajib militer selama dua tahun.

“Dua tahun, Cho Kyuhyun..” gumam Yoona sembari menatap sepatunya. “Sehari saja aku tidak melihatmu, ragaku rasanya berontak ingin mencari dimana keberadaanmu. Bagiku sangat cukup hanya berpapasan denganmu di SM Ent. Aku bisa paham bagaimana kabarmu ketika kau menyapaku, atau ketika kau tersenyum saat kupanggil. Dan sekarang, aku tidak akan bisa apa-apa. Satu hari akan terasa begitu lama, mungkin. Dua tahun tanpa kabarmu, aku bisa sangat gila.”

***

I can’t do anything.
While not doing anything.
I look at the slow time.
Where are you?
What are you doing?
Because I only think of one person.

***

Januari, 2019 — Korea Selatan

‘Hei, bagaimana kabarmu? Baik? Setelah kau pulang wajib militer, aku akan mentraktirmu makanan mahal karena kau sudah melakukan yang terbaik. Setuju?’

Ibu jarinya menyentuh tombol delete pada layar ponselnya, menghapus huruf demi huruf pesan yang baru saja ia ketik. Ia tidak menghitung hari sudah berapa kali ia melakukan hal yang sama. Menulis pesan, kemudian menghapusnya tanpa mengirimkannya terlebih dulu pada nama yang tertera di bagian atas layar ponselnya. Cho Kyuhyun.

“Kau sedang apa, Cho Kyuhyun?” Yoona menekan layar ponselnya, menuju galeri dan mencari sebuah foto yang membuatnya tersenyum bahagia. “Bagaimana responmu ketika tahu aku masih segila ini terhadapmu?”

“Yoong!”

Yoona mendongak ketika Yuri sudah berada di depan pintu, “Ada apa, eonni-ya?”

“Taeyeon-eonni memanggilmu,” ucapnya kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang samping ranjang Yoona, memang ranjangnya.

Yoona bangkit dari duduknya dan meletakkan ponselnya di meja, “Baiklah..”

“Hish, anak itu jadi patuh sejak berpisah dengan Kyuhyun, padahal biasanya dia akan membuatku marah dulu baru dia akan patuh,” Yuri mencondongkan tubuhnya ke arah meja, ingin mengambil botol minum mineralnya. Namun, matanya tak sengaja teralih pada layar ponsel Yoona yang menyala.

Yuri menyipitkan matanya, kemudian menghela napas panjang ketika menyadari itu adalah foto ketika konser H.O.T. bulan Desember tahun lalu. Dimana dia tahu pasti saat itu Yoona datang bersama dengan personil Super Junior dan Xiumin EXO. Dan Yuri juga tahu pasti alasan terkuat Yoona mau datang adalah karena rindu dengan Kyuhyun.

***

I know I shouldn’t be doing this.
I know that I can’t love you.
My confession will make you go through more pain.

***

Maret, 2019 – Korea Selatan

Disini Yoona sekarang, dengan dua gelas Ice Americano sembari mendengar cerita dari Kang Seulgi. Salah satu juniornya di SM Ent. Dia memang dekat dengan Seulgi, seperti hubungan kakak-adik.

“Ah, Chanyeol-oppa masih meminjam gitarku sejak dua minggu lalu. Padahal saat ada waktu kosong aku bisa bermain gitar. Dia bilang, gitar kesayangannya tertinggal di rumah dan dia belum sempat ambil. Sibuk, jadwalnya padat,” cerita Seulgi sembari meminum Ice Americano-nya. “Sibuk apanya. Hari ini saja dia bersama anggota EXO yang lain bertemu dengan Kyuhyun-oppa.”

Mata Yoona membulat sempurna. Lagi-lagi nama itu terdengar oleh telinganya. Yoona yang kembali teringat dengan Kyuhyun hanya karena Seulgi menyebutkan namanya, lagi-lagi harus dilanda rindu yang tidak bisa ia tolak lagi.

“Gitarmu?” tanya Yoona dan mendapat anggukan Seulgi. Tiba-tiba saja otaknya memiliki rencana bagus untuk meredamkan sedikit rindunya pada Kyuhyun. “Bagaimana jika aku telpon Chanyeol dan bilang ingin meminjam gitarmu? Dia selalu patuh padaku, Seulgi-ya..”

Seulgi yang memang tidak berpikiran aneh-aneh dengan tawaran Yoona, langsung mengangguk setuju, “Setuju, eonni-ya! Ayo, telpon sekarang saja!”

Yoona tersenyum puas mendapati Seulgi nampaknya tidak sadar dengan rencananya, “Baiklah, sebentar..”

Mata Seulgi berbinar saat Yoona memulai panggilan video pada Chanyeol, dan tidak butuh waktu lama untuk panggilan itu diangkat oleh Chanyeol. “Oooh, Yoona-noona! Ada apa? Kau merindukanku?”

Yoona terkekeh pelan melihat wajah Chanyeol memenuhi layar ponselnya. Seulgi di sampingnya memperhatikan Yoona dan layar ponselnya, sengaja tidak menunjukkan wajahnya.

“Percaya diri sekali!” ujar Yoona sembari tertawa. “Dimana kau? Berisik sekali,” tanyanya basa basi. Persetan, padahal dia sudah tahu Chanyeol berada di mana dan sedang bersama siapa saja.

“Oh, sedang mengunjungi Kyuhyun-hyung bersama EXO,” jawab Chanyeol, kemudian dengan samar Yoona dapat mendengar suara seseorang yang begitu ia rindukan.

“Siapa, Chanyeol-ah?”

“Yoona-noona, hyung,” jawab Chanyeol, kemudian pria itu kembali menatap Yoona. “Ada apa meneleponku, noona?”

Yoona tersenyum, bukan untuk pertanyaan Chanyeol sebenarnya, itu untuk penghargaan dirinya karena baru saja mendengar suara Kyuhyun. “Ah, aku ingin meminjam gitar Seulgi. Dia bilang ada padamu?”

“Ah, yaaa, memang. Kau butuh kapan, noona? Aku akan segera mengantarkannya padamu,” ujar Chanyeol. Di samping Yoona, Seulgi tampak bahagia sekali karena setiap kali ia meminta Chanyeol untuk mengembalikan, yang ada pria itu malah mengajaknya adu mulut dan selalu bercanda.

“Besok?” tanya Yoona memastikan.

“Hari ini juga bisa, noona. Setelah ini aku akan mengambilnya di dorm dan mengantarkannya padamu. Oh ya, tolong katakan pada Seulgi jangan berisik, aku tidak mungkin mengambil barang yang bukan milikku, aku hanya terhibur saja membuatnya marah, hahaha,” cerita Chanyeol yang ditanggapi dengan pelototan Seulgi.

“YA KAU!” ucap Seulgi keras sembari menampakkan wajahnya pada panggilan video tersebut, membuat Chanyeol semakin tertawa karena orang yang sedang dibicarakannya ternyata ada bersama Yoona. “Awas kau, kuadukan pada Kyuhyun-oppa! Berikan padanya!”

Kali ini layar ponsel Yoona dipenuhi dengan wajah Kyuhyun, dan kemudian pria itu asyik bercerita dengan Seulgi. Gadis kelahiran 1994 itu bercerita betapa menyebalkannya Chanyeol pada Kyuhyun, dan disambut dengan tawa Chanyeol di seberang sana.

Yoona menahan senyumnya dan berpura-pura sibuk dengan cheese cake-nya. Yoona tahu, di sana Kyuhyun bisa melihat wajahnya karena Seulgi memang membiarkan wajah Yoona terlihat pada panggilan video itu.

Yoona sama sekali tidak cemburu ketika mendengar dan diam-diam melirik pada layar ponsel dimana Kyuhyun dan Seulgi begitu seru menceritakan sesuatu. ‘Seulgi adalah adik perempuanku yang sangat aku sayangi. Ada orang yang berani menyakitinya, aku akan habisi dia. Jadi, kau juga harus melindungi Seulgi karena jika dia adikku, dia adikmu juga, sayang,’ begitu kata Kyuhyun ketika dulu orang-orang mengira bahwa sikap Kyuhyun pada Seulgi adalah sikap seorang pria yang mengagumi seorang perempuan. Padahal, lebih daripada itu, Kyuhyun adalah kakak yang menjadi panutan Seulgi, dan Kyuhyun meyayangi gadis itu sebagai adik kecil yang perlu ia lindungi.

Eonni-ya, ingin berbicara dengan Kyuhyun-oppa?”

Yoona tersadar dari lamunannya ketika Seulgi menyenggol sikunya dan mengarahkan layar ponselnya padanya sepenuhnya. Masih dengan wajah Kyuhyun di sana. Dengan sedikit tergagap, Yoona meraih ponselnya dan berusaha menenangkan dirinya, meyakinkan hatinya bahwa ia bisa berbicara dengan Kyuhyun dan menatap matanya.

“Oh, Kyuhyun-ah..” ucap Yoona.

Kyuhyun di seberang membalasnya dengan senyum, salah satu kelemahan Yoona.

“Ya, Yoona-ya. Apa kabarmu? Sehat?”

‘Dia menanyakan kabarku..’ debar jantung Yoona begitu cepat setelah Kyuhyun menanyakan kalimat singkat itu. “Sehat, kau sendiri? Aman?”

Kyuhyun terkekeh pelan, kelemahan Yoona yang kedua. “Tidak juga. Aku bosan di sini, ingin segera pulang dan makan makanan enak.”

Yoona tersenyum, “Pulanglah kalau begitu.”

“Segera. Mei aku pulang, Yoona-ya,” jawab Kyuhyun dengan senyuman tipis di wajahnya. “Bawakan aku makanan enak ketika latihan, ya!” ucap pria itu kemudian dan sukses membuat Yoona terdiam cukup lama untuk mencerna baik-baik apa yang pria itu katakan padanya.

‘Bawakan makanan enak katanya.’

“Ah, ya, kalau begitu sudah, ya. Aku harus segera bertugas. Dah, Yoona!”

Yoona mengerjapkan matanya dan mendapati panggilan video itu sudah diputuskan oleh Kyuhyun. ‘Kenapa cepat sekali?’

Yoona mengeratkan genggaman tangan pada ponselnya. ‘Seharusnya aku tadi segera menjawab ucapannya, bukannya diam seperti orang bodoh hanya untuk mencerna baik-baik apa yang ia katakan. Seharusnya saat ini kami masih berbicara. Astaga, Im Yoona, kau ini bodoh sekali!’

Seulgi yang melihat Yoona menundukkan kepalanya dalam-dalam dan ponsel yang diketuk-ketukan pada meja menjadi bingung karenanya. “Ada apa, eonni?”

Pertanyaan Seulgi itu lantas membuat Yoona menoleh padanya,
“Tidak ada, Seulgi-ya.”

Yoona tersenyum dan mengusap kepala gadis itu, kemudian gadis itu teringat sesuatu yang membuatnya sangat bersemangat, ‘Kyuhyun akan pulang dua bulan lagi.’

***

I know. Even though I know.
I can’t do anything.
I can only think of you.
If I close my two eyes.
Or open them again.
I can only think of one person.

***

2016 – Korea Selatan

“Menurutmu, aku salah tidak ketika dulu menyatakan perasaanku padamu?”

Yoona mendongak sebentar, memperhatikan raut wajah Kyuhyun, kemudian kembali menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu, mengeratkan rangkulan tangannya pada pinggang pria itu.

“Tidak. Kau sudah melakukan hal yang benar. Aku sudah menunggu cukup lama untuk itu. Jika saja sampai sekarang kau tidak katakan, aku yakin masih menyimpan rapat-rapat rasa yang ada untukmu,” jawab Yoona sembari tersenyum.

Kyuhyun sedikit menunduk dan mengecup kening Yoona sebentar.

“Aku terkadang berpikir, jika dikemudian hari kita sudah tidak bisa bersama lagi. Aku akan kehilangan kekasih sekaligus sahabat terbaikku,” ucap Kyuhyun dengan pandangan menerawang. “Setelah pengakuan itu aku berkali-kali merutuki diriku sendiri bahwa apa yang telah kulakukan adalah kesalahan besar, karena mempertaruhkan persahabatan kita. Tapi ketika kau dengan tenang menjelaskan bahwa semuanya akan baik-baik saja, aku kembali yakin bahwa apa yang kulakukan sudahlah benar.”

Yoona memejamkan matanya, “Jangan pernah lagi punya pemikiran bahwa kita akan berpisah, Cho Kyuhyun. Kau tahu jelas, hanya kau yang bisa membuatku jatuh sedalam ini.”

Kali ini Yoona membuka matanya, menyudahi ingatannya tiga tahun lalu.

Hatinya terasa nyeri mengingat pembicaraan itu.

Terbukti, apa yang Kyuhyun katakan benar terjadi.

‘Kita sudah tidak bisa bersama lagi.’

***

The memory I can’t erase for one second.
I just think of you.

***

Mei, 2019 – Korea Selatan

“Mei aku pulang, Yoona-ya.”

Im Yoona tersenyum mengingat satu kalimat yang diucapkan Kyuhyun dua bulan lalu. Segera saja ia membuka sosial medianya dan mencari tahu informasi mengenai kepulangan Kyuhyun. Kemudian matanya berbinar ketika mendapatinya.

“Dua hari lagi, ya?”

“Bawakan aku makanan enak ketika latihan, ya!”

Satu lagi kalimat yang Kyuhyun ucapkan masih terngiang dalam benaknya. Dia sudah tahu bahwa sepulang Kyuhyun nanti, pria itu akan langsung disibukkan dengan latihan perihal dengan debut album barunya.

“Apa dia serius dengan perkataannya?” Yoona bertanya pada dirinya sendiri. Awalnya ia berencana ingin menyiapkan makanan enak seperti yang Kyuhyun minta, tapi posisinya sekarang membuatnya menjadi tidak yakin.

Sahabat? Entahlah, dia bahkan tidak yakin apakah Kyuhyun masih menganggapnya begitu. Dia saja hanya berkomunikasi dengan Kyuhyun jika dengan tidak sengaja berpapasan di Gedung SM Ent. Bagaimana bisa dia masih bisa disebut sahabat?

Teman? Yoona berpikir keras dan kemudian menggeleng erat-erat. Teman yang menjadi musuh karena sebuah masalah, ya itu baru benar.

Tapi Yoona kembali berpikir, melihat Kyuhyun yang tampaknya baik-baik saja dan tetap oke untuk berbicara dengannya, membuatnya yakin bahwa Kyuhyun masih menganggapnya ada. Teman paling tidak.

Pemikiran itu tak kunjung membuatnya berhasil mengambil keputusan.

Kali ini Yoona tampak frustasi, “Aish, apa yang harus kulakukan?!”

***

Because I only think of one person.
I only think of that one person.

***

Mei, 2019 – Korea Selatan

Disinilah Yoona berada. Berdiri di depan pintu latihan yang tertutup dengan kedua tangannya yang penuh membawa tas kertas besar berisikan makanan dan minuman yang menurutnya terbaik di seantero kota.

Jantungnya berdebar berpuluh-puluh kali lipat dengan napas yang menderu tidak beraturan. Ia hampir saja berbalik, kalau saja pintu itu tiba-tiba saja tidak dibuka dari dalam dan membuatnya membeku seketika.

Di hadapannya, Cho Kyuhyun berdiri dengan raut wajah kaget menatapnya.

“Ada apa, Yoona-ya?”

Yoona mengerjapkan matanya. Sial, Kyuhyun pintar sekali mengubah raut wajahnya. Gadis itu merutuki dirinya sendiri karena terlambat mengatur kinerja tubuhnya sendiri.

Gadis itu kemudian berusaha seyakin mungkin dengan menyunggingkan senyuman terbaiknya dan mengangkat tas kertas itu di hadapan Kyuhyun, “Pesananmu.”

Kyuhyun terkekeh pelan, kemudian mengambil alih tas kertas besar dan berat itu dari tangan Yoona, melongok ke dalam isi tas kertas itu dan menatap Yoona setelahnya, “Waah! Kau sungguh-sungguh membawakan ini semua?”

Kali ini debaran jantungnya mulai bisa diatur dan ia merasa begitu bahagia hanya karena melihat respon Kyuhyun yang terlihat begitu senang karena dibawakan begitu banyak makanan.

“Kau bilang ingin aku membawakan makanan enak saat kau latihan sepulang wajib militer, bukan? Kau lupa, ya?” ucap Yoona mencoba menjadi sosok teman yang sebenarnya, mengesampingkan rasa hatinya yang meluap-luap atas pria di depannya itu.

Kyuhyun tersenyum lebar, tangannya kemudian mengacak pelan rambut Yoona.

“Aku tidak pernah lupa, Yoona. Terima kasih, ya.”

Yoona mengangguk, kemudian menundukkan wajahnya, menyembunyikan rasa bahagianya. Seandainya ia punya mesin waktu, ia akan menghentikan waktu saat ini juga. Ia begitu rindu dengan sentuhan Kyuhyun di kepalanya dan senyuman pria itu padanya.

“Mau makan bersamaku? Ayo, masuk.”

Yoona mendapati Kyuhyun sudah berbalik dan masuk ke dalam ruang latihan. Belum ada satu langkah, ia berucap, “Kyuhyun-ah?”

Kyuhyun berbalik dan menatap Yoona dengan alis terangkat sebelah, “Ya?”

Sudah cukup berat ia kehilangan Kyuhyun sebagai kekasihnya, dia tidak mau kehilangan Kyuhyun lagi sebagai temannya.

Yoona tersenyum, kemudian masuk ke dalam ruang latihan.

“Kau kehilangan kekasihmu, tapi kau tidak kehilangan teman yang juga ada padaku.”

THE END

.

.

Hallo hallo! Bagaimana kisah Yoona dan Kyuhyun di The One I Love You ini? Pendapat kalian ditunggu yaa ^^

By the way siapa nih yang musuhan setelah putus sama pacar sekaligus sahabat? Emang ga enak kan macarin sahabat sendiri kalau ujung-ujungnya pisah? Wkwkwkw. Dewasalah dan tetap menjadi teman yaa karena seburuk apapun itu, dia dan kamu pernah saling membahagiakan loo wkwkwk

 

3 thoughts on “(OS | Songfic) The One I Love

  1. gamepagne says:

    Aaa kak vaniaaaa kangen banget banget sama ff kamuu 😭😭😭 demi apapun aku tahan nafas pas baca endingnya deg degan plus rada nyesek at the same time

Leave a comment